JEG ASUK ASUK


free counters
English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

PILIH ADRENALINE

SAMA-SAMA BELAJAR ! B)

POLING

Diberdayakan oleh Blogger.

THE NEXT KING !

THE NEXT KING !
perkumpulan penuh kenangan

Mengenai Saya

Foto saya
banyak yg bilang aku imut!

teman

BAPAK NYA FUTSAL

Written By jcoo on Sabtu, 17 Maret 2012 | 09.34





Futsal diciptakan di Montevideo, Uruguay pada tahun 1930, oleh Juan Carlos Ceriani. Keunikan futsal mendapat perhatian di seluruh Amerika Selatan, terutamanya di Brasil. Ketrampilan yang dikembangkan dalampermainan ini dapat dilihat dalam gaya terkenal dunia yang diperlihatkan pemain-pemain Brasil di luar ruangan, pada lapangan berukuran biasa. Pele, bintang terkenal Brasil, contohnya, mengembangkan bakatnya di futsal. Sementara Brasil terus menjadi pusat futsal dunia, permainan ini sekarang dimainkan di bawah perlindungan Fédération Internationale de Football Association di seluruh dunia, dari Eropa hingga Amerika Tengah dan Amerika Utara serta Afrika, Asia, dan Oseania.
 Pertandingan internasional pertama diadakanpada tahun 1965, Paraguay menjuarai Piala Amerika Selatan pertama. Enam perebutan Piala Amerika Selatan berikutnya diselenggarakan hinggat ahun 1979, dan semua gelaran juara disapu habis Brasil. Brasil meneruskan dominasinya dengan meraih Piala Pan Amerika pertama tahun 1980 dan memenangkannya lagi pada perebutan berikutnya tahun pd 1984.

Kejuaraan Dunia Futsal pertama diadakan atas bantuan FIFUSA (sebelum anggota-anggotanya bergabung dengan FIFA pada tahun 1989) di Sao Paulo, Brasil, tahun 1982, berakhir dengan Brasil di posisi pertama. Brasil mengulangi kemenangannya di Kejuaraan Dunia kedua tahun 1985 di Spanyol, tetapi menderita kekalahan dari Paraguay dalam Kejuaraan Dunia ketiga tahun 1988 di Australia.

Pertandingan futsal internasional pertama diadakan di AS pada Desember 1985, di Universitas Negeri Sonoma di Rohnert Park, California. Futsal The Rule of The Game




sumber :gressports.com
09.34 | 1 komentar | Read More

SEJARAH FASHION



Awal Mula Sejarah Fashion

Fashion adalah gaya dan kebiasaan yang lazim pada waktu tertentu. Dalam penggunaan yang paling umum bagaimanapun, "mode" menggambarkan gaya pakaian yang populer. Banyak busana yang populer di banyak kebudayaan pada suatu waktu tertentu. Penting adalah ide bahwa kursus desain dan mode akan berubah lebih cepat daripada budaya secara keseluruhan. Fashion desainer pakaian membuat dan menghasilkan artikel.

Istilah "trendi" dan "mode" yang digunakan untuk menjelaskan apakah seseorang atau sesuatu yang cocok dengan saat ini atau bahkan tidak begitu saat ini, modus populer berekspresi. Namun, lebih lagi di era modern item disebut 'tidak begitu saat ini' mungkin memang cocok dengan istilah 'Retro. " Retro fashion memungkinkan perubahan aturan, seperti 'lama tiba-tiba baru, "demikian modis. Istilah "mode" sering digunakan dalam pengertian yang positif, sebagai sinonim untuk glamor, cantik dan bergaya [rujukan?]. Dalam pengertian ini, busana adalah semacam seni komunal, melalui mana suatu budaya meneliti yang pengertian tentang keindahan dan kebaikan. Istilah "mode" juga kadang-kadang digunakan dalam pengertian yang negatif, sebagai sinonim untuk mode dan tren, dan materialisme.

Terdapat beberapa kota yang diakui sebagai pusat mode global atau mode ibu kota. Fashion Weeks diadakan di kota-kota ini di mana desainer memamerkan koleksi pakaian baru mereka kepada khalayak. Lima kota utama di Tokyo, London, Paris, Milan dan New York - lima ini terkenal dengan pengaruh besar pada mode dunia dan kantor pusat untuk perusahaan fashion terbesar. Kota-kota lain, termasuk Los Angeles, Berlin, Roma, Osaka, Toronto, New Delhi, Mumbai, Hong Kong, Dubai, Sao Paulo, Sydney, Moskow, Madrid, Singapura, Seoul dan Shanghai juga mengadakan fashion minggu dan lebih diakui setiap tahun.

Beberapa sejarawan mengamati sering mengubah gaya pakaian khas Barat sebagai kebiasaan oleh populasi perkotaan. [Ragu-ragu - mendiskusikan] Perubahan dalam kostum sering terjadi pada saat-saat ekonomi atau perubahan sosial (seperti di Roma kuno), tetapi kemudian dalam waktu yang panjang tanpa besar perubahan diikuti. Pada abad ke-8 Cordoba, Spanyol, Ziryab (musisi terkenal saat itu) dikatakan telah memperkenalkan gaya pakaian canggih yang didasarkan pada timing musiman dan sehari-hari dari tanah kelahirannya di Baghdad dan inspirasi sendiri.

Permulaan kebiasaan di Eropa terus-menerus dan semakin cepat perubahan gaya dapat cukup dipercaya tanggal ke pertengahan abad ke-14, yang termasuk James Pertemuan & sejarawan Fernand Braudel dan tanggal awal mode pakaian Barat. Manifestasi yang paling dramatis drastis yang tiba-tiba memperpendek dan pengetatan laki-laki lebih-garmen, dari betis-panjang untuk nyaris tidak menutupi bokong, kadang-kadang disertai dengan isian pada dada untuk melihat lebih besar. Hal ini menciptakan garis yang khas laki-laki Barat yang disesuaikan atas dikenakan di atas legging atau celana panjang.

Laju perubahan sangat cepat pada abad berikutnya, dan perempuan dan laki-laki fashion, terutama dalam berpakaian dan menghias rambut, menjadi sama-sama kompleks dan berubah. Oleh karena itu sejarawan seni dapat menggunakan mode dalam berpacaran foto dengan peningkatan kepercayaan diri dan presisi, sering kali dalam lima tahun dalam kasus gambar abad ke-15. Awalnya perubahan dalam mode menyebabkan fragmentasi dari apa yang sebelumnya telah sangat mirip dengan gaya berpakaian di kelas atas Eropa, dan pengembangan yang khas gaya nasional, yang tetap sangat berbeda sampai kontra-gerakan dalam-17 ke abad 18 yang dipaksakan sama gaya sekali lagi, akhirnya orang-orang dari rezim lama di Perancis. Meskipun kaya biasanya dipimpin fashion, peningkatan kekayaan awal Eropa modern mengarah ke borjuasi dan bahkan petani tren berikut pada jarak dekat kadang-kadang tidak nyaman untuk elite - Braudel faktor menganggap sebagai salah satu motor utama untuk mengubah mode. The mode dari Barat umumnya tak tertandingi baik di zaman kuno atau dalam peradaban besar lainnya di dunia. Barat awal wisatawan, baik ke Persia, Turki, Jepang atau Cina sering berkomentar tentang tidak adanya perubahan dalam mode sana, dan pengamat dari budaya lain tersebut komentar mengenai kecepatan pantas mode Barat, yang banyak orang merasa menyarankan suatu ketidakstabilan dan kurangnya ketertiban di budaya Barat. Shogun Jepang sekretaris membual (tidak sepenuhnya akurat) ke Spanyol pengunjung dalam pakaian Jepang 1609 yang tidak berubah dalam lebih dari seribu tahun. Ming Namun di Cina, misalnya, ada cukup bukti untuk busana yang berubah dengan cepat dalam pakaian cina. 

Sepuluh abad ke-16 potret dari Jerman atau Italia Tuan-tuan mungkin akan menampilkan sepuluh topi sama sekali berbeda, dan pada periode ini perbedaan nasional berada pada mereka yang paling menonjol, seperti Albrecht Dürer mencatat dalam aktual atau kontras komposit Nuremberg dan Venesia mode pada akhir abad ke-15 (ilustrasi, kanan). Yang "gaya Spanyol" dari akhir abad mulai bergerak kembali ke sinkronisitas antara kelas atas Eropa, dan setelah sebuah perjuangan pada pertengahan abad ke-17, gaya Perancis tegas mengambil alih kepemimpinan, suatu proses yang diselesaikan pada abad ke-18.

Meskipun warna dan pola tekstil berubah dari tahun ke tahun, potongan mantel gentleman dan panjang rompinya, atau pola yang gaun seorang wanita dipotong diubah lebih lambat. Busana laki-laki sebagian besar berasal dari model militer, dan perubahan dalam siluet laki-laki Eropa yang galvanis dalam teater perang di Eropa, di mana perwira pria memiliki kesempatan untuk membuat catatan dari gaya asing: sebuah contoh adalah "Steinkirk" syal atau dasi.

Langkah perubahan mengambil di 1780-an dengan meningkatnya penerbitan perancis ukiran yang menunjukkan gaya Paris terbaru, meskipun ada distribusi berpakaian boneka dari Prancis sebagai pola-pola sejak abad ke-16, dan Abraham Bosse telah menghasilkan mode ukiran dari 1620. Pada 1800, semua Eropa Barat yang berpakaian mirip (atau mengira mereka): variasi lokal pertama menjadi tanda budaya provinsi, dan kemudian lencana petani yang konservatif. 

Walaupun penjahit dan penjahit sudah tidak diragukan lagi bertanggung jawab atas banyak inovasi sebelumnya, dan industri tekstil pasti membawa banyak tren, sejarah desain fashion biasanya diambil untuk tanggal dari tahun 1858, ketika Inggris kelahiran Charles Frederick Worth membuka haute couture sejati pertama rumah di Paris. Sejak saat itu desainer profesional telah menjadi semakin lebih dominan tokoh, meskipun berasal dari banyak mode busana di jalanan.

Barat modern memiliki berbagai pilihan yang tersedia dalam pilihan pakaian mereka. Apakah seseorang memilih untuk memakai orang dapat mencerminkan kepribadian atau suka. Ketika orang-orang yang memiliki status budaya mulai mengenakan pakaian yang baru atau berbeda tren fashion dapat mulai. Orang-orang yang menyukai atau menghormati mereka mungkin mulai mengenakan pakaian gaya yang serupa.

Fashions dapat sangat bervariasi dalam suatu masyarakat menurut umur, kelas sosial, generasi, pekerjaan, dan geografi serta dari waktu ke waktu. Jika, misalnya, pakaian orang yang lebih tua sesuai dengan gaya anak muda, ia mungkin tampak konyol di mata kedua muda dan orang tua. Istilah fashionista atau korban mode merujuk kepada seseorang yang secara sangat merendahkan diri mengikuti mode saat ini.

Orang dapat menganggap sistem olahraga berbagai mode sebagai bahasa mode menggabungkan berbagai pernyataan mode menggunakan mode tata bahasa.

sumber:: lifefashio
09.29 | 0 komentar | Read More

FBI

Written By jcoo on Jumat, 16 Maret 2012 | 05.37



Sejarah Federal Bureau of Investigation

Masa Pinkerton National Detective Agency (1800an)

Institusi ini dimulai dari zaman awal perang saudara di Amerika Serikat dimana pemerintah federal (pusat) menyewa perusahaan swasta untuk menjalankan penyelidikan-penyelidikan. Diantra perusahan penyelidikan / investigasi ini adalah Pinkerton National Detective Agency yang merupakan perusahan penyedia tenaga pengamanan swasta (SATPAM) dan detektif/penyelidik. Pinkertons, kependekannya, di-dirikan oleh Allan Pinkerton dan Edward Rucker di 1850 dan sangat terkenal dalam peristiwa bersejarah yakni melindungi dan berhasil mencegah upaya pembunuhan calon presiden (CAPRES) Amerika Serikat waktu itu, Abraham Lincoln. Setelah terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat ke 16, Pinkerton National Detective Agency disewa pemerintah Amerika Serikat untuk melindungi Presiden Amerika Serikat, menjaga keamanan aset-aset pemerintah, melaksanakan kontrak-kontrak militer yang tidak dapat dilaksanakan pemeritah federal (Red: Tentara Bayaran). Karena banyaknya agen-agen Pinkerton yang di sewa pemerintah, dan melebihi jumlah Tentara Reguler Angkatan Darat (U.S. Army Regular Forces), Negara bagian Ohio (State of Ohio) melarang Pinkerton menerima kontrak kerja di negara bagian tersebut karena khawatir terjadinya pembrontakan oleh tentara dan detektif swasta ini.
Pinkerton National Detective Agency didirikan oleh Allan Pinkerton ber partner dengan Edward Rucker (Pengacara dari Chicago) yang dinamakan North-Western Police Agency yang kemudian dikenal dengan Pinkerton Agency Tujuan dari Allan Pinkerton mendirikan bisnis ini adalah adanya permintaan setelah berkonsultasi dengan 6 (Enam) perusahaan perkretaan Amerika Serikat di daerahMIDWEST yang butuh pengamanan lebih bagus atas sistem yang ada terhadap aset-aset perushaan dan unjuk-rasa-unjuk-rasa oleh karyawan.


Masa Bureau of Investigation

Pada tahun 1886, Mahkamah Agung Amerika Serikat, dalam kasus St. Louis & Pacific Railroad Company Vs.(Versus) Negara Bagian Illinois menemukan bahwa Negara Bagian tidak memiliki kekuasaan untuk meregulasi perdagangan antara Negara Bagian. Karena kasus tersebut, Conggres menetapkan undang-undang baru tentang perdagangan antara negara bagian atau dalam bahasa Inggris Intersate Commerce Act of 1887 yang menciptakan kewajiban pemerintah federal untuk penegakan hukum lintas negara bagian.
Departmen Keadilan Amerika Serikat (U.S. Department of Justice) yang baru saja berdiri tahun 1870, yang di-pimpin oleh Jaksa Agung (U.S.Attorney General) pada waktu itu tidak memiliki penyidik yang layak dan cukup untuk menjalankan penyelidikan di kelas nasional untuk menangani kasus-kasus Federal, hal ini karena ketergantungan pemerintah Amerika Serikat dengan Pinkerton National Detective Agency. Departemen Keadilan Amerika Serikat hanya memiliki sedikit penyelidik dan pada kepemimpinan Jaska Agung Charles Joseph Bonaparte, D.O.J. meminta bantuan penyelidik dari agensi (institusi) lain, seperti Departmen Kebendaharaan Amerika Seikat (U.S. Department of Treasury/D.O.T.) atau dapat disamakan dengan Departemen Keuangan. D.O.T. memiliki agensi(instansi) federal yang tertua di Amerika Serikat yang bertugas melindungi mata uang dollar (dari pemalsuan) dan kantor bank-bank sentral, agensi ini dinamakan Dinas Rahasia Amerika Serikat (United States Secret Service) yang juga dikenal dengan tugas kenegaraan lainnya melindungi Presiden, Wakil Presiden, berserta keluarganya.
Konggres Amerika Serikat (Parlemen Amerika), pada akhirnya melarang perbuatan keterdesakan Jaksa Agung Bonaparte ini dalam mencari sumber daya manusia, sehingga pada tahun 1908 Kongress membuat Undang-undang baru yang melandasi pendirian agensi formal baru yang dinamakan Biro Investigasi Departmen Keadilan Amerika Serikat (U.S. Department of Justice Bureau of Investigaion). Dinas Rahasia Amerika Serikat menyerahkan 12 (duabelas) agen mereka unutk menjadi agen-agen pertama B.O.I.. Jadi, 12 Agen pertama B.O.I (atau B.I.) juga merupakan agen Dinas Rahasia. Kekuasaan wilayah hukum (Yuridiksi) ini diturunkan dari Undang-undang Perdagangan Lintas Negara Bagian 1887.
Di antara penugasan pertama B.O.I. ini adalah menyelidiki dan mengumpulkan data dari rumah-rumah bordil (prostitusi/pelacuran) di Amerika Serikat guna mempersiapkan pelaksanaan "Undang-Undang Perdagangan Budak Putih" atau dalam bahasa Inggris White Slaves Traffic Act atau Mann Act. Pada tahun 1932, Biro Investigasi Departmen Keadilan Amerika Serikat diberikan hak independen untuk berdiri sendiri dan pada tahun yang sama berubah nama menjadi Biro Penyelidik Federal Amerika Serikat (U.S. Federal Bureau of Investigation/F.B.I.)

Masa Bureau of Prohibition - Division of Investigation (D.O.I)

Tahun 1933, Bureau of Investigation (B.O.I) bergabung dengan Bureau of Prohibition dan hanya menjadi Division of Investigation (D.O.I.) atau Divisi Investigasi dari Biro Prohibitasi


Masa U.S. Federal Bureau of Investigation

Pada tahun 1935, Bureau of Prohibition Divison of Investigation (D.O.I.) berubah menjadi lembaga independen dibawah naungan Departemen Keadilan Amerika Serikat dan mengubah namanya menjadiUnited States Federal Bureau of Investigation atau Biro Investigasi Federal Amerika Serikat yang dikenal sekarang ini.


Kepemimpinan J. Edgar Hoover

J. Edgar Hoover adalah pimpinan tertinggi dan perumus utama dan menjabat sebagai Direktur pertama B.O.I, D.O.I, dan F.B.I dan berdinas selama 48 tahun. Ia adalah pimpinan F.B.I. yang sangat kontroversial karena banyaknya kasus yang ditanganinya dinilai oleh masyarakat dan Kongress melebihi kewenanganya atau wilayah hukumnya. Banyak juga prestasi gemilang dan langkah modernisasi penyelidikan menggunakan pendekatan ilmiah yang dilaksanakan oleh Hoover. Salah satu karyanya adalah The Scientific Crime Detection Laboratory (FBI Laboratory) atau "Labrotarium Ilmiah Penditeksian Kriminal" atau "Labrotarium FBI"


















































































































Kontroversi

  • Penangkapan aktivis-aktivis politik yang dianggap membahayakan Amerika Serikat di bawah program COINTELPRO. Program ini awalnya bertujuan menangkap Partai Komunis Amerika lalu pada perjalanya berhasil meringkus aktivis-aktivis pro negro sperti Martin Luther King (SCLC), aktivis rasial seperti Klu Klux Klan, Partai Nazi Amerika
  • Banyak saksi dan artikel menyebutkan bahwa J. Edagar Hoover adalah seorang homoseksual dengan kekasihnya adalah Clyde Tolson, bawahan wakil direktur FBI.

sumber::http://id.wikipedia.org/
05.37 | 0 komentar | Read More

Persenjataan indonesia mulai di lirik negara lain



BANDUNG – Gelar komponen alat utama sistem senjata (alutsista) yang dilakukan di PT Pindad memang cukup mencengangkan. Ternyata, produksi dari pabrik senjata dalam negeri ini tidak kalah berkualitas dibanding luar negeri.
Pantauan okezone di luar salah satu hanggar PT Pindad, Jalan Gatot Subroto, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (8/12/2007), terlihat gelaran jenis alutsista dari terkecil hingga panser.
Granat nanas hingga gas air mata juga dipamerkan ikut menyambut kedatangan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Peluru berjenis kaliber, senjata SS-2, senjata Tank ME105, roda rantai tank baja, hingga Ranpur S6x6 membuat mata para rombongan terkesima.
Staf Pengembangan Produksi untuk Grafik Desain PT Pindad, Dede Tasiri kepada okezone mengatakan, produksi SS-2 adalah yang menjadi idola. Selain 6.000 unit telah dipesan TNI AD pada tahun lalu, SS-2 juga produk langganan negara-negara Afrika seperti Zimbabwe, Mozambik, dan Nigeria.
“Kapasitas Pindad untuk SS-2 adalah 3.000 unit per tahun. Thailand dan Singapura juga kerap memesan jenis senjata ini,” ujar Dede bangga.
Menurutnya, 70 persen pasokan senjata milik TNI adalah produksi Pindad. Sedangkan, 30 persen lainnya disupport dari luar negeri. Untuk komponen material bahan dasar senjata, Pindad memang masih menggunakan impor dari Eropa terutama Jerman. “Kebanyakan material yang digunakan dari Jerman sangat berkualitas. Sebab, dari dalam negeri belum memadai,” tutup Dede lagi.
sumber: okezone.com
05.30 | 0 komentar | Read More

BANGGALAH INDONESIA

Written By jcoo on Rabu, 14 Maret 2012 | 07.56

Harus bangga jdi bangsa indonesia, ternyata orang2 indonesia slain pintar mreka juga sangat kreatif , liat aja penemu2 ini

1. Abdul Jamil Ridho & Niti Soedigdo - Penemu Varietas Unggul Singkong Raksasa
2. Adi Rahman Adiwoso - Penemu Teknologi Baru dalam Telepon Bergerak Berbasis Satelit
3. Alexander Kawilarang - Penemu Kapal Ikan Bersirip
4. Andrias Wiji Setio Pamuji - Penemu Reaktor Biogas
5. Arief Mulyana Djumra - Penemu Pemacu Produktifitas dan Kualitas Udang dan Ikan
6. Aryadi Suwono & Tim Peneliti ITB - Penemu Bahan Pendingin Baru yang Lebih Hemat Energi
7. Ayub S. Parnata - Penemu Bakteri Kompos Organik
8. Bacharuddin Jusuf Habibie - Penemu Teori, Faktor dan Metode Habibie (Teknologi Pesawat Terbang)
9. Budi Noviantoro - Penemu Klip Penambat Bantalan Kereta Api dengan Dua Gigi
10. Dani Hilman Natawijaya - Penemu Indikator Alam (Terumbu Karang) terhadap Siklus Gempa



11. Djuanda Suraatmadja - Penemu Beton Polimer yang Ramah Lingkungan
12. Eddyman, Intan Elfarini & Kanaka Sundhoro - Penemu Obat Antinyamuk Alami dan Murah
13. Evvy Kartini - Penemu Penghantar Listrik Berbahan Gelas
14. Fuad Affandi - Penemu Pupuk Alami dari Air Liur
15. Herman Johannes - Penemu Tungku Berbahan Bakar Briket Arang Kayu dan Dedaunan
16. I Gede Ngurah Wididana - Penemu Formula Minyak Oles Bokhasi
17. I Made Budi - Penemu Formula Sari Buah Merah untuk Pengobatan
18. Lalu Selamat Martadinata - Penemu Alat Pemanggil Ikan
19. M. Djoko Srihono - Penemu Penjernih Air Limbah
20. Maruni Wiwin Diarti - Penemu Senyawa Antimikroba dari Rumput Laut
21. Minto - Penemu Kompor dan Pengering Hasil Tani dengan Tenaga Matahari
22. Mumu Sutisna - Penemu Hormon Penyubur Anakan Padi
23. Mulyoto Pangestu - Penemu Teknik Ekonomis Pembekuan Sperma
24. Neny Nurainy - Penemu Varian Virus Hepatitis B Indonesia
25. Puji Slamet Arif - Penemu Motor Listrik Hemat Energi
26. Rahmiana Zein - Penemu Teknik Pemisahan Cairan dalam Kecepatan Tinggi
27. Randall Hartolaksono - Penemu Formula Kimia Pemadam Api Ramah Lingkungan
28. Rizal & Juffri Sahroni - Penemu Penghemat Bahan Bakar Diesel
29. Robert Manurung - Penemu Minyak Jarak Murni
30. Saverinus Nurak - Penemu Mesin Pompa Tangan Berkekuatan Tinggi
31. Sutjipto & Ryantori - Penemu Konstruksi Fondasi Sarang Laba-laba
32. Sutrisno - Penemu Alat Perangkap Lalat Buah
33. Sedijatmo - Penemu Konstruksi Fondasi Cakar Ayam
34. Septinus George Saa - Penemu Rumus Penghitung antara Dua Titik Rangkaian Resistor
35. Sofin Hadi - Penemu Metode Cincin untuk Sunat Tanpa Luka
36. Sri Wuryani, Mustadjab, Euis M. Nirmala, Siwi Hardiastuti - Penemu Pengawet Aroma dalam Hampa
37. Tjokorda Raka Sukawati - Penemu Landasan Putar Bebas Hambatan Sosrobahu
38. Warsimin Adiwarsito - Penemu Marmer Buatan
39. Widowati Siswomihardjo - Penemu Bahan Baru untuk Gigi Palsu yang Lebih Aman dan Murah
40. Windu Hernowo - Penemu Penghemat Bahan Bakar Mesin
41. Yanto Lunardi Iskandar - Anggota Tim Penemu HIV & Metode Peningkatan Hematopoiesis
42. Yudi Utomo Imardjoko - Penemu Kontainer Limbah Nuklir
43. Zahlul Badaruddin - Penemu Zahlul Integrated Unit (Desain Sistem Efisien untuk Produksi Obat/Kimia)





sumber: 
http://slikers.blogspot.com
07.56 | 0 komentar | Read More

PERJALANAN INDONESIA MENUJU KEMERDEKAAN






Indonesia telah banyak mengalami perubahan yang sangat signifikan dalam semua bidang, Hari ini juga Indonesia telah memiliki kepala 6 maksud kepala 6 disini Indonesia telah menanjak ke umur 60 an, tepatnya 63 tahun 2 bulan dan 3 hari, kepala 6 juga bisa diartikan Indonesia telah di kepalai oleh 6 orang yang berjiwa besar dan berani memimpin negara ini meski sampai sekarang Indonesia masih jauh ketinggalan dari Negara Negara tetangga, tapi ku ucapkan beribu salute dan terima kasih kepada presiden yang telah menjabat terutama sang proklamator Bung Karno, br /br /Berbicara tentang proklamator, jadi teringat tahun 40an. Sedikit kita balik ke masa lampau, sebagian pasti sudah mengetahui gimana Indonesia sampai kepada puncak kemerdekaan dan memproklamirkan proklamasi oleh sang prolamator. Tapi meski sudah banyak yang telah mengetahuinya, ada baiknya juga kita mengulas kembali gimana suasana dan peristiwa Detik-Detik Menjelang Proklamasi 17 Agustus 1945 , siapa tahu ada yang terlupa. Kita sebagai anak muda yang merupakan generasi penerus Bangsa Indonesia sekiranya wajib mengetahui hal yang penting ini. Orang berkata “masa lalu adalah cerminan dari masa kini dan masa kini adalah cerminan dari masa depan”.br /br /Pada tahun 1941 pertengahan tahun 1942, dimana penjajah bangsa Belanda yang sudah berabad abad menguasai bumi pertiwi ini dan akhirnya takluk dengan bangsa Jepang yang menguasai Republik Indonesia selama 3,5 tahun dan akhirnya pada tahun 1945 Jepangpun kalah dengan pasukan sekutu, tanggal 6 Agustus 1945 pukul 08.15, bom atom pertama dijatuhkan di Hiroshima, menyebabkan lebih 70 ribu orang dari kota yang berpenduduk 350 ribu jiwa tewas seketika. Tanggal 9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan ke Nagasaki. Sepertiga kota itu hancur dan tidak kurang 75 ribu orang tewas. Kaisar Hirohito menganggap Jepang sudah tidak mungkin lagi meneruskan peperangan dan kemudian memaklumatkan kekalahannya “menyerah tanpa syarat kepada sekutu. Menyerahnya Jepang hampir tidak diketahui rakyat di Indonesia. Pada masa pendudukan Jepang, rakyat buta terhadap berita-berita luar negeri. Semua radio disegel. Mereka yang ketahuan mendengarkan siaran radio musuh sangat besar risikonya: ditangkap Kempetai (polisi milter Jepang) dan dituduh mata-mata musuh. Tuduhan yang bisa membawa kematian orang bersangkutan. Catatan dari seorang pimpinan Barisan Pelopor (Korps Pionir) tentang situasi akhir 1944. Setiap hari tampak hilir mudik mayat-mayat berjalan (tinggal kulit pembungkus tulang). Tubuh mayit berjalan itu penuh kutu di bajunya yang compang-camping. Baju yang terbuat dari bahan karung goni, tali rami, atau karet. Mayit-mayit manusia itu ada di mana-mana, di lubang perlindungan, di kuburan Cina, juga di tempat-tempat pembuangan sampah. Tergolek lemah tanpa daya. Ketika Jepang bertekuk lutut, yang mendengar kekalahan itu antara lain Sutan Sjahrir. Ia dikenal sebagai tokoh anti-Jepang yang bekerja di bawah tanah dan selalu mendengarkan siaran radio gelap. Pemuda Minang bertubuh kecil ini kemudian span class=”fullpost”menyebarkan berita kekalahan Jepang itu kepada para pemuda. Para pemuda pun mendesak Bung Karno agar segera memproklamasikan kemerdekaan. Sebelum proklamasi di proklamirkan ada berberapa peristiwa yang terjadi.br /br /Berikut fakta sejarah yang terjadi menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diperoleh dari berbagai rangkuman sumber sejarah Bangsa Indonesia antara lain dari : Sekretariat Negara RI Wikipedia ) :br /br /Pertama yang terjadi adalah :br /Perdebatan Antara Golongan Tua Golongan Mudabr /Proklamasi, ternyata didahului oleh perdebatan hebat antara golongan pemuda dengan golongan tua. Baik golongan tua maupun golongan muda, sesungguhnya sama-sama menginginkan secepatnya dilakukan Proklamasi Kemerdekaan dalam suasana kekosongan kekuasaan dari tangan pemerintah Jepang. Hanya saja, mengenai cara melaksanakan proklamasi itu terdapat perbedaan pendapat. Golongan tua, sesuai dengan perhitungan politiknya, berpendapat bahwa Indonesia dapat merdeka tanpa pertumpahan darah, jika tetap bekerjasama dengan Jepang.br /Karena itu, untuk memproklamasikan kemerdekaan, diperlukan suatu revolusi yang terorganisir. Soekarno dan Hatta, dua tokoh golongan tua, bermaksud membicarakan pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( PPKI ). Dengan cara itu, pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan tidak menyimpang dari ketentuan pemerintah Jepang. Sikap inilah yang tidak disetujui oleh golongan pemuda. Mereka menganggap, bahwa PPKI adalah badan buatan Jepang. Sebaliknya, golongan pemuda menghendaki terlaksananya Proklamasi Kemerdekaan itu, dengan kekuatan sendiri. Lepas sama sekali dari campur tangan pemerintah Jepang. Perbedaan pendapat ini, mengakibatkan penekanan-penekanan golongan pemuda kepada golongan tua yang mendorong mereka melakukan “aksi penculikan” terhadap diri Soekarno-Hatta ( lihat Marwati Djoened Poesponegoro, ed. 1984:77-81 )br /Tanggal 15 Agustus 1945, kira-kira pukul 22.00, di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, tempat kediaman Bung Karno, berlangsung perdebatan serius antara sekelompok pemuda dengan Bung Karno mengenai Proklamasi Kemerdekaan sebagaimana dilukiskan Lasmidjah Hardi ( 1984:58 ); Ahmad Soebardjo ( 1978:85-87 ) sebagai berikut:br /” Sekarang Bung, sekarang! malam ini juga kita kobarkan revolusi !” kata Chaerul Saleh dengan meyakinkan Bung Karno bahwa ribuan pasukan bersenjata sudah siap mengepung kota dengan maksud mengusir tentara Jepang. ” Kita harus segera merebut kekuasaan !” tukas Sukarni berapi-api. ” Kami sudah siap mempertaruhkan jiwa kami !” seru mereka bersahutan. Wikana malah berani mengancam Soekarno dengan pernyataan; ” Jika Bung Karno tidak mengeluarkan pengumuman pada malam ini juga, akan berakibat terjadinya suatu pertumpahan darah dan pembunuhan besar-besaran esok hari .”br /Mendengar kata-kata ancaman seperti itu, Soekarno naik darah dan berdiri menuju Wikana sambil berkata: ” Ini batang leherku, seretlah saya ke pojok itu dan potonglah leherku malam ini juga! Kamu tidak usah menunggu esok hari !”. Hatta kemudian memperingatkan Wikana; “… Jepang adalah masa silam. Kita sekarang harus menghadapi Belanda yang akan berusaha untuk kembali menjadi tuan di negeri kita ini. Jika saudara tidak setuju dengan apa yang telah saya katakan, dan mengira bahwa saudara telah siap dan sanggup untuk memproklamasikan kemerdekaan, mengapa saudara tidak memproklamasikan kemerdekaan itu sendiri ? Mengapa meminta Soekarno untuk melakukan hal itu ?”br /Namun, para pemuda terus mendesak; ” apakah kita harus menunggu hingga kemerdekaan itu diberikan kepada kita sebagai hadiah, walaupun Jepang sendiri telah menyerah dan telah takluk dalam ‘Perang Sucinya ‘!”. ” Mengapa bukan rakyat itu sendiri yang memprokla¬masikan kemerdekaannya ? Mengapa bukan kita yang menyata¬kan kemerdekaan kita sendiri, sebagai suatu bangsa ?”. Dengan lirih, setelah amarahnya reda, Soekarno berkata; “… kekuatan yang segelintir ini tidak cukup untuk melawan kekuatan bersenjata dan kesiapan total tentara Jepang! Coba, apa yang bisa kau perlihatkan kepada saya ? Mana bukti kekuatan yang diperhitungkan itu ? Apa tindakan bagian keamananmu untuk menyelamatkan perempuan dan anak-anak ? Bagaimana cara mempertahankan kemerdekaan setelah diproklamasikan ? Kita tidak akan mendapat bantuan dari Jepang atau Sekutu. Coba bayangkan, bagaimana kita akan tegak di atas kekuatan sendiri “. Demikian jawab Bung Karno dengan tenang.br /Para pemuda, tetap menuntut agar Soekarno-Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan. Namun, kedua tokoh itu pun, tetap pada pendiriannya semula. Setelah berulangkali didesak oleh para pemuda, Bung Karno menjawab bahwa ia tidak bisa memutuskannya sendiri, ia harus berunding dengan para tokoh lainnya. Utusan pemuda mempersilahkan Bung Karno untuk berunding. Para tokoh yang hadir pada waktu itu antara lain, Mohammad Hatta, Soebardjo, Iwa Kusumasomantri, Djojopranoto, dan Sudiro. Tidak lama kemudian, Hatta menyampaikan keputusan, bahwa usul para pemuda tidak dapat diterima dengan alasan kurang perhitungan serta kemungkinan timbulnya banyak korban jiwa dan harta. Mendengar penjelasan Hatta, para pemuda nampak tidak puas. Mereka mengambil kesimpulan yang menyimpang; menculik Bung Karno dan Bung Hatta dengan maksud menyingkirkan kedua tokoh itu dari pengaruh Jepang.br /Pukul 04.00 dinihari, tanggal 16 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta oleh sekelompok pemuda dibawa ke Rengasdengklok. Aksi “penculikan” itu sangat mengecewakan Bung Karno, sebagaimana dikemukakan Lasmidjah Hardi ( 1984:60 ). Bung Karno marah dan kecewa, terutama karena para pemuda tidak mau mendengarkan pertimbangannya yang sehat. Mereka menganggap perbuatannya itu sebagai tindakan patriotik. Namun, melihat keadaan dan situasi yang panas, Bung Karno tidak mempunyai pilihan lain, kecuali mengikuti kehendak para pemuda untuk dibawa ke tempat yang mereka tentukan. Fatmawati istrinya, dan Guntur yang pada waktu itu belum berumur satu tahun, ia ikut sertakan.br /Rengasdengklok kota kecil dekat Karawang dipilih oleh para pemuda untuk mengamankan Soekarno-Hatta dengan perhitungan militer; antara anggota PETA ( Pembela Tanah Air ) Daidan Purwakarta dengan Daidan Jakarta telah terjalin hubungan erat sejak mereka mengadakan latihan bersama-sama. Di samping itu, Rengasdengklok letaknya terpencil sekitar 15 km. dari Kedunggede Karawang. Dengan demikian, deteksi dengan mudah dilakukan terhadap setiap gerakan tentara Jepang yang mendekati Rengasdengklok, baik yang datang dari arah Jakarta maupun dari arah Bandung atau Jawa Tengah.br /Sehari penuh, Soekarno dan Hatta berada di Rengasdengklok. Maksud para pemuda untuk menekan mereka, supaya segera melaksanakan Proklamasi Kemerdekaan terlepas dari segala kaitan dengan Jepang, rupa-rupanya tidak membuahkan hasil. Agaknya keduanya memiliki wibawa yang cukup besar. Para pemuda yang membawanya ke Rengasdengklok, segan untuk melakukan penekanan terhadap keduanya. Sukarni dan kawan-kawannya, hanya dapat mendesak Soekarno-Hatta untuk menyatakan proklamasi secepatnya seperti yang telah direncanakan oleh para pemuda di Jakarta . Akan tetapi, Soekarno-Hatta tidak mau didesak begitu saja. Keduanya, tetap berpegang teguh pada perhitungan dan rencana mereka sendiri. Di sebuah pondok bambu berbentuk panggung di tengah persawahan Rengasdengklok, siang itu terjadi perdebatan panas; ” Revolusi berada di tangan kami sekarang dan kami memerintahkan Bung, kalau Bung tidak memulai revolusi malam ini, lalu …”. ” Lalu apa ?” teriak Bung Karno sambil beranjak dari kursinya, dengan kemarahan yang menyala-nyala. Semua terkejut, tidak seorang pun yang bergerak atau berbicara.br /Waktu suasana tenang kembali. Setelah Bung Karno duduk. Dengan suara rendah ia mulai berbicara; ” Yang paling penting di dalam peperangan dan revolusi adalah saatnya yang tepat. Di Saigon, saya sudah merencanakan seluruh pekerjaan ini untuk dijalankan tanggal 17 “. ” Mengapa justru diambil tanggal 17, mengapa tidak sekarang saja, atau tanggal 16 ?” tanya Sukarni. ” Saya seorang yang percaya pada mistik”. Saya tidak dapat menerangkan dengan pertimbangan akal, mengapa tanggal 17 lebih memberi harapan kepadaku. Akan tetapi saya merasakan di dalam kalbuku, bahwa itu adalah saat yang baik. Angka 17 adalah angka suci. Pertama-tama kita sedang berada dalam bulan suci Ramadhan, waktu kita semua berpuasa, ini berarti saat yang paling suci bagi kita. tanggal 17 besok hari Jumat, hari Jumat itu Jumat legi, Jumat yang berbahagia, Jumat suci. Al-Qur’an diturunkan tanggal 17, orang Islam sembahyang 17 rakaat, oleh karena itu kesucian angka 17 bukanlah buatan manusia “. Demikianlah antara lain dialog antara Bung Karno dengan para pemuda di Rengasdengklok sebagaimana ditulis Lasmidjah Hardi ( 1984:61 ).br /Sementara itu, di Jakarta, antara Mr. Ahmad Soebardjo dari golongan tua dengan Wikana dari golongan muda membicarakan kemerdekaan yang harus dilaksanakan di Jakarta . Laksamana Tadashi Maeda, bersedia untuk menjamin keselamatan mereka selama berada di rumahnya. Berdasarkan kesepakatan itu, Jusuf Kunto dari pihak pemuda, hari itu juga mengantar Ahmad Soebardjo bersama sekretaris pribadinya, Sudiro, ke Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno dan Hatta. Rombongan penjemput tiba di Rengasdengklok sekitar pukul 17.00. Ahmad Soebardjo memberikan jaminan, bahwa Proklamasi Kemerdekaan akan diumumkan pada tanggal 17 Agustus 1945, selambat-lambatnya pukul 12.00. Dengan jaminan itu, komandan kompi PETA setempat, Cudanco Soebeno, bersedia melepaskan Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta ( Marwati Djoened Poesponegoro, ed. 1984:82-83 ).br /Merumuskan Teks Proklamasi Kemerdekaanbr /Rombongan Soekarno-Hatta tiba di Jakarta sekitar pukul 23.00. Langsung menuju rumah Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol No.1, setelah lebih dahulu menurunkan Fatmawati dan putranya di rumah Soekarno. Rumah Laksamada Maeda, dipilih sebagai tempat penyusunan teks Proklamasi karena sikap Maeda sendiri yang memberikan jaminan keselamatan pada Bung Karno dan tokoh-tokoh lainnya. De Graff yang dikutip Soebardjo ( 1978:60-61 ) melukiskan sikap Maeda seperti ini. Sikap dari Maeda tentunya memberi kesan aneh bagi orang-orang Indonesia itu, karena perwira Angkatan Laut ini selalu berhubungan dengan rakyat Indonesia.br /Sebagai seorang perwira Angkatan Laut yang telah melihat lebih banyak dunia ini dari rata-rata seorang perwira Angkatan Darat , ia mempunyai pandangan yang lebih tepat tentang keadaan dari orang-orang militer yang agak sempit pikirannya. Ia dapat berbicara dalam beberapa bahasa. Ia adalah pejabat yang bertanggungjawab atas Bukanfu di Batavia; kantor pembelian Angkatan Laut di Indonesia. Ia tidak khusus membatasi diri hanya pada tugas-tugas militernya saja, tetapi agar dirinya dapat terbiasa dengan suasana di Jawa , ia membentuk suatu kantor penerangan bagi dirinya di tempat yang sama yang pimpinannya dipercayakan kepada Soebardjo. Melalui kantor inilah, yang menuntut biaya yang tidak sedikit baginya, ia mendapatkan pengertian tentang masalah-masalah di Jawa lebih baik dari yang didapatnya dari buletin-buletin resmi Angkatan Darat. Terlebih-lebih ia memberanikan diri untuk mendirikan asrama-asrama bagi nasionalis-nasionalis muda Indonesia . Pemimpin-pemimpin terkemuka, diperbantukan sebagai guru-guru untuk mengajar di asrama itu. Doktrin-doktrin yang agak radikal dipropagandakan. Lebih lincah dari orang-orang militer, ia berhasil mengambil hati dari banyak nasionalis yang tahu pasti bahwa keluhan-keluhan dan keberatan-keberatan mereka selalu bisa dinyatakan kepada Maeda. Sikap Maeda seperti inilah yang memberikan keleluasaan kepada para tokoh nasionalis untuk melakukan aktivitas yang maha penting bagi masa depan bangsanya.br /Malam itu, dari rumah Laksamana Maeda, Soekarno dan Hatta ditemani Laksamana Maeda menemui Somobuco ( kepala pemerintahan umum ), Mayor Jenderal Nishimura, untuk menjajagi sikapnya mengenai pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan. Nishimura mengatakan bahwa karena Jepang sudah menyatakan menyerah kepada Sekutu, maka berlaku ketentuan bahwa tentara Jepang tidak diperbolehkan lagi mengubah status quo . Tentara Jepang diharuskan tunduk kepada perintah tentara Sekutu. Berdasarkan garis kebi ¬ jakan itu, Nishimura melarang Soekarno-Hatta mengadakan rapat PPKI dalam rangka pelaksanaan Proklamasi Kemerde ¬ kaan. Melihat kenyataan ini, Soekarno-Hatta sampai pada kesimpulan bahwa tidak ada gunanya lagi untuk membicara¬kan soal kemerdekaan Indonesia dengan Jepang. Mereka hanya berharap agar pihak Jepang tidak menghalang-ha ¬ langi pelaksanaan proklamasi kemerdekaan oleh rakyat Indonesia sendiri ( Hatta, 1970:54-55 ).br /Setelah pertemuan itu, Soekarno dan Hatta kembali ke rumah Laksamana Maeda. Di ruang makan rumah Laksamana Maeda itu dirumuskan teks proklamasi kemerdekaan. Maeda, sebagai tuan rumah, mengundurkan diri ke kamar tidurnya di lantai dua ketika peristiwa bersejarah itu berlangsung. Miyoshi, orang kepercayaan Nishimura, bersama Sukarni, Sudiro, dan B.M. Diah menyaksikan Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebardjo membahas rumusan teks Proklamasi. Sedangkan tokoh-tokoh lainnya, baik dari golongan tua maupun dari golongan pemuda, menunggu di serambi muka.br /Menurut Soebardjo ( 1978:109 ) di ruang makan rumah Laksamana Maeda menjelang tengah malam, rumusan teks Proklamasi yang akan dibacakan esok harinya disusun. Soekarno menuliskan konsep proklamasi pada secarik kertas. Hatta dan Ahmad Soebardjo menyumbangkan pikirannya secara lisan. Kalimat pertama dari teks Proklamasi merupakan saran Ahmad Soebardjo yang diambil dari rumusan Dokuritsu Junbi Cosakai , sedangkan kalimat terakhir merupakan sumbangan pikiran Mohammad Hatta. Hatta menganggap kalimat pertama hanyalah merupakan pernyataan dari kemauan bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri, menurut pendapatnya perlu ditambahkan pernyataan mengenai pengalihan kekuasaan ( transfer of sovereignty ). Maka dihasilkanlah rumusan terakhir dari teks proklamasi itu.br /Setelah kelompok yang menyendiri di ruang makan itu selesai merumuskan teks Proklamasi, kemudian mereka menuju serambi muka untuk menemui hadirin yang berkumpul di ruangan itu. Saat itu, dinihari menjelang subuh. Jam menunjukkan pukul 04.00, Soekarno mulai membuka pertemuan itu dengan membacakan rumusan teks Proklamasi yang masih merupakan konsep. Soebardjo ( 1978:109-110 ) melukiskan suasana ketika itu: “ Sementara teks Proklamasi ditik, kami menggunakan kesempatan untuk mengambil makanan dan minuman dari ruang dapur, yang telah disiapkan sebelumnya oleh tuan rumah kami yang telah pergi ke kamar tidurnya di tingkat atas. Kami belum makan apa-apa, ketika meninggalkan Rengasdengklok. Bulan itu adalah bulan suci Ramadhan dan waktu hampir habis untuk makan sahur, makan terakhir sebelum sembahyang subuh. Setelah kami terima kembali teks yang telah ditik, kami semuanya menuju ke ruang besar di bagian depan rumah. Semua orang berdiri dan tidak ada kursi di dalam ruangan. Saya bercampur dengan beberapa anggota Panitia di tengah-tengah ruangan. Sukarni berdiri di samping saya. Hatta berdiri mendampingi Sukarno menghadap para hadirin . Waktu menunjukkan pukul 04.00 pagi tanggal 17 Agustus 1945, pada saat Soekarno membuka pertemuan dini hari itu dengan beberapa patah kata.br /“Keadaan yang mendesak telah memaksa kita semua mempercepat pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan. Rancangan teks telah siap dibacakan di hadapan saudara-saudara dan saya harapkan benar bahwa saudara-saudara sekalian dapat menyetujuinya sehingga kita dapat berjalan terus dan menyelesaikan pekerjaan kita sebelum fajar menyingsing“. Kepada mereka yang hadir, Soekarno menyarankan agar bersama-sama menandatangani naskah proklamasi selaku wakil-wakil bangsa Indonesia . Saran itu diperkuat oleh Mohammad Hatta dengan mengambil contoh pada “Declaration of Independence ” Amerika Serikat. Usul itu ditentang oleh pihak pemuda yang tidak setuju kalau tokoh-tokoh golongan tua yang disebutnya “budak-budak Jepang” turut menandatangani naskah proklamasi. Sukarni mengusulkan agar penandatangan naskah proklamasi itu cukup dua orang saja, yakni Soekarno dan Mohammad Hatta atas nama bangsa Indonesia . Usul Sukarni itu diterima oleh hadirin.br /Naskah yang sudah diketik oleh Sajuti Melik, segera ditandatangani oleh Soekarno dan Mohammad Hatta. Persoalan timbul mengenai bagaimana Proklamasi itu harus diumumkan kepada rakyat di seluruh Indonesia , dan juga ke seluruh pelosok dunia. Di mana dan dengan cara bagaimana hal ini harus diselenggarakan? Menurut Soebardjo ( 1978:113 ), Sukarni kemudian memberitahukan bahwa rakyat Jakarta dan sekitarnya, telah diserukan untuk datang berbondong-bondong ke lapangan IKADA pada tanggal 17 Agustus untuk mendengarkan Proklamasi Kemerdekaan. Akan tetapi Soekarno menolak saran Sukarni. ” Tidak ,” kata Soekarno, ” lebih baik dilakukan di tempat kediaman saya di Pegangsaan Timur. Pekarangan di depan rumah cukup luas untuk ratusan orang. Untuk apa kita harus memancing-mancing insiden ? Lapangan IKADA adalah lapangan umum. Suatu rapat umum, tanpa diatur sebelumnya dengan penguasa-penguasa militer, mungkin akan menimbulkan salah faham. Suatu bentrokan kekerasan antara rakyat dan penguasa militer yang akan membubarkan rapat umum tersebut, mungkin akan terjadi. Karena itu, saya minta saudara sekalian untuk hadir di Pegangsaan Timur 56 sekitar pukul 10.00 pagi .” Demikianlah keputusan terakhir dari pertemuan itu.br /Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesiabr /Hari Jumat di bulan Ramadhan, pukul 05.00 pagi, fajar 17 Agustus 1945 memancar di ufuk timur. Embun pagi masih menggelantung di tepian daun. Para pemimpin bangsa dan para tokoh pemuda keluar dari rumah Laksamana Maeda, dengan diliputi kebanggaan setelah merumuskan teks Proklamasi hingga dinihari. Mereka, telah sepakat untuk memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia hari itu di rumah Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, pada pukul 10.00 pagi. Bung Hatta sempat berpesan kepada para pemuda yang bekerja pada pers dan kantor-kantor berita, untuk memperbanyak naskah proklamasi dan menyebarkannya ke seluruh dunia ( Hatta, 1970:53 ).br /Menjelang pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan, suasana di Jalan Pegangsaan Timur 56 cukup sibuk. Wakil Walikota, Soewirjo, memerintahkan kepada Mr. Wilopo untuk mempersiapkan peralatan yang diperlukan seperti mikrofon dan beberapa pengeras suara. Sedangkan Sudiro memerintahkan kepada S. Suhud untuk mempersiapkan satu tiang bendera. Karena situasi yang tegang, Suhud tidak ingat bahwa di depan rumah Soekarno itu, masih ada dua tiang bendera dari besi yang tidak digunakan. Malahan ia mencari sebatang bambu yang berada di belakang rumah. Bambu itu dibersihkan dan diberi tali. Lalu ditanam beberapa langkah saja dari teras rumah. Bendera yang dijahit dengan tangan oleh Nyonya Fatmawati Soekarno sudah disiapkan. Bentuk dan ukuran bendera itu tidak standar, karena kainnya berukuran tidak sempurna. Memang, kain itu awalnya tidak disiapkan untuk bendera.br /Sementara itu, rakyat yang telah mengetahui akan dilaksanakan Proklamasi Kemerdekaan telah berkumpul. Rumah Soekarno telah dipadati oleh sejumlah massa pemuda dan rakyat yang berbaris teratur. Beberapa orang tampak gelisah, khawatir akan adanya pengacauan dari pihak Jepang. Matahari semakin tinggi, Proklamasi belum juga dimulai. Waktu itu Soekarno terserang sakit, malamnya panas dingin terus menerus dan baru tidur setelah selesai merumuskan teks Proklamasi. Para undangan telah banyak berdatangan, rakyat yang telah menunggu sejak pagi, mulai tidak sabar lagi. Mereka yang diliputi suasana tegang berkeinginan keras agar Proklamasi segera dilakukan. Para pemuda yang tidak sabar, mulai mendesak Bung Karno untuk segera membacakan teks Proklamasi. Namun, Bung Karno tidak mau membacakan teks Proklamasi tanpa kehadiran Mohammad Hatta. Lima menit sebelum acara dimulai, Mohammad Hatta datang dengan pakaian putih-putih dan langsung menuju kamar Soekarno. Sambil menyambut kedatangan Mohammad Hatta, Bung Karno bangkit dari tempat tidurnya, lalu berpakaian. Ia juga mengenakan stelan putih-putih. Kemudian keduanya menuju tempat upacara.br /Marwati Djoened Poesponegoro ( 1984:92-94 ) melukiskan upacara pembacaan teks Proklamasi itu. Upacara itu berlangsung sederhana saja. Tanpa protokol. Latief Hendraningrat, salah seorang anggota PETA, segera memberi aba-aba kepada seluruh barisan pemuda yang telah menunggu sejak pagi untuk berdiri. Serentak semua berdiri tegak dengan sikap sempurna. Latief kemudian mempersilahkan Soekarno dan Mohammad Hatta maju beberapa langkah mendekati mikrofon. Dengan suara mantap dan jelas, Soekarno mengucapkan pidato pendahuluan singkat sebelum membacakan teks proklamasi.br / br /“Saudara-saudara sekalian ! saya telah minta saudara hadir di sini, untuk menyaksikan suatu peristiwa maha penting dalam sejarah kita. Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berjuang untuk kemerdekaan tanah air kita. Bahkan telah beratus-ratus tahun. Gelombangnya aksi kita untuk mencapai kemerdekaan kita itu ada naiknya ada turunnya. Tetapi jiwa kita tetap menuju ke arah cita-cita. Juga di dalam jaman Jepang, usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak berhenti. Di dalam jaman Jepang ini tampaknya saja kita menyandarkan diri kepada mereka. Tetapi pada hakekatnya, tetap kita menyusun tenaga kita sendiri. Tetap kita percaya pada kekuatan sendiri. Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air kita di dalam tangan kita sendiri. Hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangan sendiri, akan dapat berdiri dengan kuatnya. Maka kami, tadi malam telah mengadakan musyawarah dengan pemuka-pemuka rakyat Indonesia dari seluruh Indonesia , permusyawaratan itu seia-sekata berpendapat, bahwa sekaranglah datang saatnya untuk menyatakan kemerdekaan kita.br /Saudara-saudara! Dengan ini kami menyatakan kebulatan tekad itu. Dengarkanlah Proklamasi kami: PROKLAMASI; Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia . Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain, diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Jakarta , 17 Agustus 1945. Atas nama bangsa Indonesia Soekarno/Hatta.br /Demikianlah saudara-saudara! Kita sekarang telah merdeka. Tidak ada satu ikatan lagi yang mengikat tanah air kita dan bangsa kita! Mulai saat ini kita menyusun Negara kita! Negara Merdeka. Negara Republik Indonesia merdeka, kekal, dan abadi. Insya Allah, Tuhan memberkati kemerdekaan kita itu“. ( Koesnodiprojo, 1951 ).br /Acara, dilanjutkan dengan pengibaran bendera Merah Putih. Soekarno dan Hatta maju beberapa langkah menuruni anak tangga terakhir dari serambi muka, lebih kurang dua meter di depan tiang. Ketika S. K. Trimurti diminta maju untuk mengibarkan bendera, dia menolak: ” lebih baik seorang prajurit ,” katanya. Tanpa ada yang menyuruh, Latief Hendraningrat yang berseragam PETA berwarna hijau dekil maju ke dekat tiang bendera. S. Suhud mengambil bendera dari atas baki yang telah disediakan dan mengikatnya pada tali dibantu oleh Latief Hendraningrat.br / br /Bendera dinaikkan perlahan-lahan. Tanpa ada yang memimpin, para hadirin dengan spontan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Bendera dikerek dengan lambat sekali, untuk menyesuaikan dengan irama lagu Indonesia Raya yang cukup panjang. Seusai pengibaran bendera, dilanjutkan dengan pidato sambutan dari Walikota Soewirjo dan dr. Muwardi.br /Setelah upacara pembacaan Proklamasi Kemerdekaan, Lasmidjah Hardi ( 1984:77 ) mengemukakan bahwa ada sepasukan barisan pelopor yang berjumlah kurang lebih 100 orang di bawah pimpinan S. Brata, memasuki halaman rumah Soekarno. Mereka datang terlambat. Dengan suara lantang penuh kecewa S. Brata meminta agar Bung Karno membacakan Proklamasi sekali lagi. Mendengar teriakan itu Bung Karno tidak sampai hati, ia keluar dari kamarnya. Di depan corong mikrofon ia menjelaskan bahwa Proklamasi hanya diucapkan satu kali dan berlaku untuk selama-lamanya. Mendengar keterangan itu Brata belum merasa puas, ia meminta agar Bung Karno memberi amanat singkat. Kali ini permintaannya dipenuhi. Selesai upacara itu rakyat masih belum mau beranjak, beberapa anggota Barisan Pelopor masih duduk-duduk bergerombol di depan kamar Bung Karno.br /Tidak lama setelah Bung Hatta pulang, menurut Lasmidjah Hardi (1984:79) datang tiga orang pembesar Jepang. Mereka diperintahkan menunggu di ruang belakang, tanpa diberi kursi. Sudiro sudah dapat menerka, untuk apa mereka datang. Para anggota Barisan Pelopor mulai mengepungnya. Bung Karno sudah memakai piyama ketika Sudiro masuk, sehingga terpaksa berpakaian lagi. Kemudian terjadi dialog antara utusan Jepang dengan Bung Karno: ” Kami diutus oleh Gunseikan Kakka, datang kemari untuk melarang Soekarno mengucapkan Proklamasi .” ” Proklamasi sudah saya ucapkan,” jawab Bung Karno dengan tenang. ” Sudahkah ?” tanya utusan Jepang itu keheranan. ” Ya, sudah !” jawab Bung Karno. Di sekeliling utusan Jepang itu, mata para pemuda melotot dan tangan mereka sudah diletakkan di atas golok masing-masing. Melihat kondisi seperti itu, orang-orang Jepang itu pun segera pamit. Sementara itu, Latief Hendraningrat tercenung memikirkan kelalaiannya. Karena dicekam suasana tegang, ia lupa menelpon Soetarto dari PFN untuk mendokumentasikan peristiwa itu. Untung ada Frans Mendur dari IPPHOS yang plat filmnya tinggal tiga lembar ( saat itu belum ada rol film ). Sehingga dari seluruh peristiwa bersejarah itu, dokumentasinya hanya ada 3 ( tiga ) ; yakni sewaktu Bung Karno membacakan teks Proklamasi, pada saat pengibaran bendera, dan sebagian foto hadirin yang menyaksikan peristiwa yang sangat bersejarah itu.br /br /Begitulah sedikit cerita masa lalu yang biasa di kenal dengan sejarah bangsa Indonesia sampai mencapai puncak kemerdekaan, semoga kita bisa memahami perjuangan putra bangsa dan bisa menjadi penerus yang tak kalahnya dengan pahlawan yang terdahulu. Bangkit pemuda Indonesia, tangan mu adalah persatuan Indonesia, Kaki mu adalah pergerakan Indonesia untuk melangkah lebih maju, pikiran mu adalah penentu tanah air di mata dunia


sumber :http://apvalentine.students.uii.ac.id//
06.44 | 0 komentar | Read More
 
berita unik